Rabu, 03 Juli 2013
Izinkan Aku Berbuat Sesuatu Untukmu (Part 2)
Roda waktu terus berputar. Menyembunyikan rindu di dada yang semakin membuncah di hati Rana. Kali ini bukan rindu biasa. Bukan rindu seorang teman. Ah bodohnya Rana pernah menolak cinta Gara. Tapi itu dia lakukan karena di ber-status pacar orang. Nah sekarang rasa kehilangan itu menyeruak dalam imajinasi dan jiwanya. Semuanya semakin menjadi ketika hubungannya dengan sang kekasih kandas.
Phufffffffhhh…
Rana teringat awal mula perkenalannya dengan Gara.
Saat itu Rana pulang kerja. Ban sepedanya kempes bertepatan di depan anak-anak malam. Asap rokok mengepul menusuk lubang hidung. Dengan takut namun Rana berusaha santai. Mengucap permisi pada segerombolan anak-anak tongkrongan.
“Heh, enak saja kamu asal saja lewat. Pajak-pajak,” ucap cowok berbadan tegap dan lumayan ganteng. Lalu dua temannya berdiri mendekati.
“Udah Gara, sikat saja,” ucapnya sambil tersenyum tanpa bisa ku mengerti
“Hahhahahahahahahahaha” semuanya kompak tertawa.
“Tenang aja Na, kita semua tahu diri kok. Kami selalu melihat kamu bersepeda. Dan kami juga tahu nama kamu Rana kan? Santai saja. Gue Gara dan ini sobat-sobat gue. Meski kami pengamen dan musisi jalanan. Kami bukan sembarang orang yang full berpredikat buruk. Kami kongkow di sini karena tempat inilah tempat yang paling aman untuk berbagi-bagi hasil suara kami tadi siang. Lihat saja tidak ada miras atau pun barang-barang aneh lainnya. Malah yang ada singkong goreng sama aci goreng,”
“He-eh iy… iyaa thanks deh kalo begitu. Hmmm iya aku Rana. Ya udeh sorry nih gue nggak bisa lama-lama. Ban sepeda gue kempes, gue mesti dorong dan lagi sudah malam, Duluan ya. Oh ya siapa nama kalian semua?”
“Gading, Gepeng, Panjul, Pinokio, Bimbom. Oke hati-hati Na, atau mau di anterin?” ucap Gading
“Oh nggak makasih deh. Tuh rumah gue udah deket. Kalo ada apa-apa aku tinggal teriak aja dan aku tunggu bantuan kalian OKE?!” ucap Rana sumringah sambil mengacungkan jempol tangan kanannya.
“Seeeeeeeeeeppp rembeeeeeeeeeeesss. Hati-hati”
Seminggu kemudian. Pertemuan itu masih berlanjut. Rana tak menyadari kalau teman-teman barunya itu sudah lama mengenal Rana. Suatu malam, di tempat yang sama Gara menyatakan cinta dalam candanya. Rana keget begitu juga Gara setelah melihat wajah pucat Rana. Salahkah?
“Ran, gue suka elo. Elo suka kan ama gue?”
“Gila loe Gara, emang elo mandang gue selama ini apaan?” ucap Rana menyembunyikan perasaannya. Karena dirinya ingin setia untuk Bryan kekasihnya yang kuliah di Bandung.
“Ya elah Ran, santai aja dunk ampe pucet gitu mukanya, nggak kok gue cuma bercanda. Gue lagi mau pedekate nih ama se-se-orang tapi bingung ngomongnya. Eh pas gue nyoba ke elo malah elo kayak mau pingsan, gimana kalau gue ngomong sama dia capedeh” ujarnya santai. Padahal Gara benar-benar menyatakan cintanya. Tapi Gara juga tau siapa Rana. Sosok gadis periang dan setia. Suple. Asyik untuk berteman. Mungkin lebih baik aku selalu disampingnya meski bukan sebagai pacar apalagi kekasih. Yaaaa, itung-itung sodara ketemu gede lah. Begitu hibur Gara dalam hatinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar